Batik di Tangan Alur Design Group
gbr diambil dari http://www.satulingkar.com |
Batik, bukan hanya ciri khas pakaian Indonesia. Tapi juga sebagai identitas seni dan budaya bangsa Indonesia. Batik, diluar perannya sebagai sarana mempercantik penampilan, ternyata memiliki nilai seni yang tinggi. Masing-masing pola dalam batik merepresentasikan berbagai elemen budaya dan kehidupan Indonesia. Seperti batik mega mendung yang sesuai namanya, menggambarkan suasana langit yang diliputi awan mendung.
Kini, sebuah studio kreatif bernama Alur Design Group mengangkat batik ke dunia internasional lewat karya mereka. Alur Design Group merupakan sekelompok arsitek dan desainer muda asal Indonesia yang melanglang buana hingga ke negeri Eropa, tepatnya London dan Amsterdam. Digagas oleh Prama Milyardi, Rizki Nindito, Ardhes Perdana, Olivia Putihrai, Monique Sukmaningsih dan Kuncara Wicaksana. Pada tahun 2009, mereka bergabung mendirikan studio kreatif dibawah bendera Alur Design Group. Bertujuan untuk menciptakan inovasi desain yang tidak hanya mengutamakan unsur teknologi dan modernitas tetapi juga menuangkan filosofi tradisional kedalamnya.
Dibawah judul “Landscape of Diversity,” Alur memperkenalkan keragaman budaya Indonesia lewat seni instalasi batik pada medium kayu. Corak yang dipilih adalah corak Batik Kawung dengan pola lingkaran yang khas. Corak batik ini sudah ada sejak abad ke-13. Perpaduan tradisional dan modern mulai tampak dari proses pembuatan karya menggunakan computer modelling. Mulanya, karya dirancang menjadi bentuk 3 dimensi utuh lewat komputer, baru kemudian diproses menjadi bentuk fisik.
Untuk merealisasikan desain “Landscape of Diversity” kedalam bentuk jadi, Alur Design Group mempercayakan pengerjaannya kepada Gusto. Material yang dipilih adalah multipleks sebagai landasan karya. Dipadu dengan PVC sebanyak 2 layer untuk bagian atas yang bergelombang. Proses laser cutting dilakukan dengan memotong satu persatu layer PVC untuk menghasilkan efek lingkaran bertumpuk.
Karya instalasi batik “Landscape of Diversity” dipamerkan dalam acara London Festival of Architecture sebagai wakil dari Indonesia di London. Selain itu juga dipamerkan dalam pameran Indonesian Batik: A Living Heritage yang bekerja sama dengan JERIN di Galeri Nasional, Indonesia.
gbr diambil dari halaman facebook Alur |
0 Comments:
Leave a Reply