Seminar & Kongres KOPI (Komunitas Printing Indonesia)
KOPI mengadakan acara seminar nasional dengan tema "Revitalisasi Industri Percetakan di Indonesia" pada tanggal 27-28 Februari 2010. Acara diadakan di Ballroom Kchrysant Hotel, Jl. Daan Mogot 63, Jakarta Barat. Setelah pengantar dari Bapak Suhendra Marz (Printpack) dan sambutan dari Bapak Andrey Damar (Ketua KOPI), acara dibuka secara resmi oleh Bapak Ir. Ketut Suardhana L. (Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia bidang Ekonomi Kreatif/Presdir PT. Ganesha).
Bapak Ketut juga berbicara mengenai peluang serta tantangan industri percetakan Indonesia di pasar bebas, yang tetap memiliki banyak peluang di tengah tantangan dan masalah yang menghadang. Indonesia harus merubah paradigma produksi yang hanya berbasiskan teknik produksi ke industri kreativitas dan inovasi. Misalnya dengan bantuan pemerintah, mewujudkan pusat industri kreatif (cluster industry) yang akan dapat membantu entrepreneur baru dan para pelaku usaha untuk melakukan interaksi secara integral.
Ibu Tania dari GOSS Indonesia mempresentasikan trend dan masa depan percetakan koran/web offset printing. Produsen mesin cetak harus terus menyesuaikan diri dengan perkembangan media massa, sehingga ketika oplah surat kabar menurun dan lebih tersegmentasi, muncul mesin-mesin yang dapat mencetak dengan oplah yang lebih rendah, namun dapat tetap mempertahankan biaya yang ringan.
Selanjutnya, Bapak Madali Anasan sebagai salah satu senior di dalam dunia percetakan di Indonesia, membawakan materi mengenai pentingnya peningkatan kualitas dan standarisasi serta layanan jasa percetakan di Indonesia. Hal ini sangat penting mengingat tenaga profesional sangat berperan penting di dalam menentukan arah perkembangan industri cetak di Indonesia, agar siap untuk menghadapi persaingan dengan para pemain global.
Materi mengenai trend dan masa depan sheet fed offset dibawakan oleh Bapak Pandu dari Heidelberg Indonesia, yang menyorot semakin banyaknya jumlah majalah yang baru bermunculan, sebenarnya membawa peluang yang besar ke dalam industri cetak. Setelah coffee break, Bapak H. Subardianto membawakan masalah mengenai kualitas SDM percetakan di Indonesia.
SDM merupakan salah satu penunjang industri, karena itu seharusnya pemerintah mendukung sekolah-sekolah menengah kejuruan yang selama ini tidak memiliki cukup dana untuk mengembangkan kemampuan yang sesungguhnya. Dibutuhkan kerjasama yang erat antar sekolah, pelaku industri dan pemerintah untuk dapat menjawab tantangan yang muncul di masa depan.
Pembicara terakhir yaitu Bapak Herman Pratomo selaku ketua ATGMI membawakan materi tentang standarisasi mutu percetakan di Indonesia, di mana mutu seringkali dipandang tidak terlalu penting, padahal mutu juga yang dapat menentukan mati hidupnya perusahaan cetak.
Menarik bahwa sebagai pelaku industri cetak, ada sedemikian banyak hal yang dapat menentukan arah dari perkembangan usaha cetak. Peluang hanya dapat diraih apabila kita dapat terus mengembangkan proses inovasi, serta tanpa henti meningkatkan kualitas cetak dan kemampuan SDM yang terlibat di dalamnya.
0 Comments:
Leave a Reply