iCapture 2.0, Pameran Tunggal Foto Karya Ageng Purna Galih


Jumat, 16 November lalu hujan turun rintik-rintik di Jalan Purnawarman, menandai penutupan pameran tunggal seniman foto dan desain grafis Ageng Purna Galih. Sejak tanggal 2 Desember 2011 lalu, seniman yang biasa dipanggil “Age” ini menggelar pameran karyanya bertajuk iCapture 2.0 #home theatre edition di Galerie Esp' Art CCF Bandung. Angka 2.0 di belakang judul itu menandakan bahwa ini adalah pameran kedua Age dibawah judul yang sama.
Edisi pertama icapture dipamerkan di Common Room bulan November lalu dibawah sub-judul Sinematic Photography. Menampilkan sekira sembilan foto dengan tema penggalan-penggalan adegan dalam film, dilengkapi subtitle atau narasi. Sedangkan pada edisi icapture kedua ini Age menampilkan karya multi-dimensi dengan media dua dimensi, tiga dimensi dan video.

foto: dokumentasi Ageng Purna Galih

Karya-karya Age dalam pameran keduanya bercerita tentang gaya hidup urban kini. Dimana luapan informasi sudah menyeruak masuk kedalam sendi-sendi kehidupan pribadi manusia, mengubah pola hidup mereka. Ini terlihat dari adanya sebuah instalasi berupa televisi yang dihadapkan dengan meja berisi lambang-lambang PLAY, PAUSE, STOP, FF dan RW yang biasa ada pada movie player. 
Disini Age mempertanyakan perihal siapa memegang kuasa, saat posisi dibalik dan film memaksa kita memutar ulang hidup atau menghentikannya dengan menekan tombol-tombol tadi. Bercerita bahwa instalasi tersebut seolah menggambarkan kehidupan yang berlangsung bagai cerita film. Dengan mudah dipindah-pindah, di-pause, dimajukan atau mundur. Ini mempengaruhi aspek-aspek dalam kehidupan urban. 
Selain instalasi itu juga dipamerkan enam karya foto Age yang dicetak diatas material acrylic setebal 3mm menggunakan teknik Print on Material. Untuk karya-karya foto ini Age mempercayakan pengerjaannya kepada Gusto. Masing-masing karya berukuran 80 x 55 cm ini menggambarkan ekspresi para penikmat film. Meski saat melihatnya kita seolah dibawa ke dalam adegan-adegan dalam peristiwa kehidupan yang tengah berjalan. 
foto sedang dicetak di Gusto
Meski foto tidak berbicara, namun karya Age memaparkan episode-episode kehidupan dengan samar, mengingatkan kita bahwa hidup tak ubahnya potongan-potongan adegan dalam film. Setiap detik membawa arti, memiliki maknanya sendiri.
Begitulah Age, sorang seniman foto kontemporer, desainer grafis dan penikmat film, memberikan apresiasinya terhadap budaya urban sekaligus budaya film di sekelilingnya. Selain pameran karya-karya fotografi, Age juga dikenal melalui brand-imagenya yang sudah lebih dulu populer: Wawbaw.


Ageng Purna Galih :DeviantArt & Twitter
WawBaw : Halaman Facebook Wawbaw & Twitter

0 Comments:

Leave a Reply

Related Posts with Thumbnails