Sign System dan Wayfinding Kebun Binatang Bandung
-->Sebagai salah satu sarana rekreasi untuk masyarakat umum, kebun binatang sudah sepatutnya menjadi tempat yang menyenangkan, nyaman sekaligus aman agar masyarakat dapat terus mengunjungi kebun binatang dengan penuh suka cita.
Untuk itu, pihak pengelola kebun binatang juga harus terus memperhatikan kondisi kebun binatang melalui pemeliharaan hewan dengan baik dan layak dan juga pemeliharaan prasarana fisik yang nyaman dan menarik.
Namun apa yang terjadi pada beberapa kebun binatang di Indonesia bisa dikatakan cukup memprihatinkan. Mulai dari kondisi kandang serta binatang yang kerap mendapat perlakukan kurang layak hingga pemeliharaan sarana dan prasarana fisik yang digarap seadanya saja.
Salah satu contohnya adalah kebun binatang Bandung. Kebun binatang yang telah berdiri dari tahun 1930 ini memang menjadi salah satu tempat rekreasi yang paling ramai dikunjungi di kota Bandung dan sekitarnya selama ini. Namun ramainya pengunjung tidak diimbangi dengan pemeliharaan satwa sekaligus sarana dan prasarana fisik yang ada.
Hal ini juga yang menjadi salah satu perhatian utama kami selama ini khususnya dalam hal sarana dan prasarana fisik (dalam kasus ini wayfinding dan sign system) yang masih berada di dalam ruang lingkup pekerjaan kami.
Wayfinding system di sebuah kebun binatang merupakan salah satu prasarana fisik yang sebaiknya harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh pihak pengelola dengan tujuan agar masyarakat yang berkunjung ke kebun binatang bisa mendapat informasi yang jelas dan terarah selama berkeliling areal kebun binatang yang notabene sangatlah luas. Selain menyediakan informasi bagi pengunjung, wayfinding system pada sebuah kebun binatang juga harus dirancang semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian pengunjung.
Merupakan sebuah kebetulan ketika tiga mahasiswa universitas Maranatha datang ke kantor kami untuk mengajukan praktek kerja sebagai syarat untuk kelulusan salah satu mata kuliah yang mereka ikuti. Kami pun menerima mereka dengan sebuah project yakni mendesain ulang sign system dan wayfinding system yang ada di kebun binatang Bandung. Tiga mahasiswa Marantha ini yang terdiri dari Glenn Niharhaja, Johan Wijaya dan Andianto Saputra kemudian meriset hal-hal apa saja yang selama ini menjadi kekurangan wayfinding system.
Inilah beberapa point dari riset mereka di kebun binatang Bandung yang kami kutip dari materi presentasi mereka:
- Penempatan sign di tempat yang tidak strategis sehingga menyulitkan pengunjung yang datang untuk mengetahui informasi satwa yang ada disana.
- Sign system yang sudah rusak seperti tulisan yang tidak terbaca maupun kondisi sign yang cacat akibat perubahan cuaca maupun pemeliharaan yang buruk.
- Minimnya informasi yang disediakan oleh sign system itu sendiri.
- Tidak sesuainya lokasi sign system serta satwa yang tertulis di dalamnya dengan wayfinding yang ada. Misalnya hewan yang tertulis di wayfinding ada di dalam area A, ternyata ada di dalam area F.
- Pemetaan lokasi dalam wayfinding yang tidak praktis dan menyulitkan pengunjung.
- Sudah banyaknya lokasi yang sudah tidak ada namun masih tetap tercantum pada wayfinding sehingga membuat bingung pengunjung.
Berdasarkan point-point tersebut, maka tiga mahasiswa Maranatha ini mencoba merancang ulang sign system dan wayfinding di dalam kebun binatang Bandung yang konsep desainnya mereka jabarkan sebagai berikut:
Konsep yang kami pakai pada sign system untuk kebun binatang ini adalah simple modern natural, yang kami tuangkan dalam penggunaan element grafis berupa:
- Stilasi daun, melambangkan hutan / alam yang menjadi habitat asli para satwa yang ada di kebun binatang.
- Penggunaan elemen grafis yang tegas, simpel serta mempunyai tema yang sama antara sign system yang satu dengan yang lainnya sehingga memudahkan para pengujung dalam membaca sign system dan wayfinding yang ada.
- Penggunaan warna untuk pengelompokkan satwa yang dimaksudkan untuk memudahkan pengunjung dalam mencari satwa yang ingin mereka lihat secara cepat dan lebih efisien. Pengelompokkan warna terdiri dari warna merah untuk stawa karnivora, warna hijau untuk herbivora, warna biru untuk satwa unggas serta warna coklat untuk satwa reptil.
- Penggunaan ikon satwa yang simpel yang berupa stilasi wajah satwa yang menghadap ke depan dengan maksud agar pengunjung dapat lebih mudah untuk mengidentifikasi satwa yang ada serta memudahkan pengaplikasian ikon itu sendiri ke berbagai media yang ada seperti sign, wayfinding, map dan lain sebagainya.
Kami di Gusto merasa cukup puas dengan apa yang sudah dikerjakan oleh para mahasiswa Maranatha ini. Mereka mencoba menyesuaikan tema rancangan desain dengan konsumer utama dari kebun binatang yang memang lebih banyak anak-anak. Dengan icon hewan yang berwarna-warni diharapkan dapat menarik perhatian khususnya untuk anak-anak maupun juga untuk orang dewasa pada umumnya.
Mudah-mudahan dengan project ini bisa membukakan mata banyak orang mengenai bagaimana menerapkan sebuah sign system dan wayfinding yang baik.Selain itu, kami juga mempunyai misi agar suatu hari nanti, kami dapat terlibat dalam tata ulang dari sign system dan wayfinding dalam kebun binatang Bandung. Mungkin saja dengan pengembangan desain yang lebih rinci dari apa yang sudah dirancang oleh para mahasiswa Maranatha ini. Namun yang pasti misi ini tidak akan pernah terlaksana jika pihak pengelola dan pemerintah daerah kota Bandung terus menutup mata dengan mengabaikan pemeliharaan sarana dan prasarana fisik yang baik dan menarik untuk kebun binatang Bandung.
0 Comments:
Leave a Reply